Dr Soetomo adalah pendiri Budi Utomo yang merupakan organisasi pergerakan yang pertama di tanah air pada tanggal 20 Mei 1908. Paul W Van der Veu yang menulis buku biografi Soetomo menulis Soetomo adalah seseorang yang penuh dengan kebaikan hati, jujur, sederhana dan tabah. Dia juga enggan berbicara tentang dirinya sendiri, dan benci terhadap apa-apa yang berbau korupsi.
Namun Soetomo kecil ternyata nakal, egois dan suka mencontek. Bahkan saat duduk di sekolah dokter atau School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA), dia masih suka mencontek. Hingga akhirnya dia sadar dan tidak pernah mau mencontek lagi untuk selama-lamanya.
Soetomo kecil bahkan suka mencuri uang ibunya untuk membeli alat sekolah. Kenakalan itu membuat ayahnya marah. Hal itu diakui Soetomo dalam buku 'Kenang-kenangan Dokter Soetomo', terbitan Penerbit Sinar Harapan, tahun 1984.
"Beliau memegang kedua belah tangan saya dengan memandang kedua belah mata saya dengan penglihatan yang sangat sedih," jelas Soetomo.
Mendengar itu, hati Soetomo bagai diiris sembilu karena melihat ayahnya sungguh berduka atas tindakannya itu. Namun, kenakalan Soetomo ternyata masih muncul juga, bahkan hingga ia
ada di School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA). Diaa suka mencontek dan hanya mengandalkan bantuan teman yang lebih pandai. Soetomo juga senang bergurau di kelas.
Tetapi, kenakalan itu lenyap saat suatu kali oleh gurunya Soetomo dan rekan-rekan sekelasnya diminta lebih mengasah kepandaian mereka. Satu kali ada seorang guru mengajukan satu soal Aljabar yang sulit. Tak seorang murid pun mengangkat tangan. Guru itu menunggu hingga Soetomo mengangkat tangan.
Soetomo mengaku heran atas hal itu. Lebih heran lagi, ternyata dia mampu menyelesaikan soal itu. Dia sadar ternyata memiliki kemampuan. Peristiwa serupa kembali terulang saat ada seorang guru baru masuk ke kelasnya dan memberikan pertanyaan. Tak ada seorang pun rekan-rekan
Soetomo mengangkat tangan, dan kali ini jawaban yang diberikannya juga benar.
Peristiwa itu menumbuhkan rasa percaya diri Soetomo. Tumbuh keyakinan, dia mampu. Mulai saat itu, Soetomo malu menyontek dan ia pun maju dalam berbagai pelajaran. Di kelas ia masuk golongan siswa pandai, tetapi, sebaliknya, ia justru makin rapat bersahabat dengan rekan-rekannya yang tak memiliki kepandaian cukup. Soetomo membantu mereka belajar. Dia pun aktif berorganisasi.
Kelak hari lahirnya Budi Utomo tanggal 20 Mei, diperingati sebagai hari kebangkitan nasional
Namun Soetomo kecil ternyata nakal, egois dan suka mencontek. Bahkan saat duduk di sekolah dokter atau School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA), dia masih suka mencontek. Hingga akhirnya dia sadar dan tidak pernah mau mencontek lagi untuk selama-lamanya.
Soetomo kecil bahkan suka mencuri uang ibunya untuk membeli alat sekolah. Kenakalan itu membuat ayahnya marah. Hal itu diakui Soetomo dalam buku 'Kenang-kenangan Dokter Soetomo', terbitan Penerbit Sinar Harapan, tahun 1984.
"Beliau memegang kedua belah tangan saya dengan memandang kedua belah mata saya dengan penglihatan yang sangat sedih," jelas Soetomo.
Mendengar itu, hati Soetomo bagai diiris sembilu karena melihat ayahnya sungguh berduka atas tindakannya itu. Namun, kenakalan Soetomo ternyata masih muncul juga, bahkan hingga ia
ada di School Tot Opleiding Van Indische Artsen (STOVIA). Diaa suka mencontek dan hanya mengandalkan bantuan teman yang lebih pandai. Soetomo juga senang bergurau di kelas.
Tetapi, kenakalan itu lenyap saat suatu kali oleh gurunya Soetomo dan rekan-rekan sekelasnya diminta lebih mengasah kepandaian mereka. Satu kali ada seorang guru mengajukan satu soal Aljabar yang sulit. Tak seorang murid pun mengangkat tangan. Guru itu menunggu hingga Soetomo mengangkat tangan.
Soetomo mengaku heran atas hal itu. Lebih heran lagi, ternyata dia mampu menyelesaikan soal itu. Dia sadar ternyata memiliki kemampuan. Peristiwa serupa kembali terulang saat ada seorang guru baru masuk ke kelasnya dan memberikan pertanyaan. Tak ada seorang pun rekan-rekan
Soetomo mengangkat tangan, dan kali ini jawaban yang diberikannya juga benar.
Peristiwa itu menumbuhkan rasa percaya diri Soetomo. Tumbuh keyakinan, dia mampu. Mulai saat itu, Soetomo malu menyontek dan ia pun maju dalam berbagai pelajaran. Di kelas ia masuk golongan siswa pandai, tetapi, sebaliknya, ia justru makin rapat bersahabat dengan rekan-rekannya yang tak memiliki kepandaian cukup. Soetomo membantu mereka belajar. Dia pun aktif berorganisasi.
Kelak hari lahirnya Budi Utomo tanggal 20 Mei, diperingati sebagai hari kebangkitan nasional
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
tinggalkan unek-unek dan komentar anda